Siapa sangka, rumah jabatan pejabat daerah memiliki cerita angker.
Cerita itu muncul di Loji Gandrung, kediaman resmi Wali Kota Solo Joko
Widodo.
"Bagaimanapun, rumah Loji Gandrung ini memang dikenal
sebagai tempat yang angker," ujar Joko di Surakarta, Jawa Tengah, saat menyampaikan sambutan dalam acara makan malam bersama Kepala Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Soritaon Siregar.
Joko
berkisah, seminggu setelah terpilih sebagai wali kota dan menetap di
Loji Gandrung, dia sempat mendapatkan cerita mengejutkan. Katanya,
malam hari sekitar pukul 00.30 WIB, dia masuk melalui pintu depan Loji
Gandrung. Lalu dibukanya tirai di ruang tengah sehingga pandangannya ke
bagian lobi belakang terbuka.
"Serta-merta saya lihat ada
perempuan berambut panjang tengah duduk di kursi panjang di lobi
belakang itu. Saya terkejut dan teriak sejadi-jadinya. Perempuan itu pun
ikut terkejut. Baru tahu bahwa ternyata itu istri saya sendiri, yang
memang tidak bisa tidur," ujarnya.
Cerita juga berlanjut pada
penemuan ular sepanjang empat meter seukuran paha orang dewasa. Ular
besar itu ditemukan di atas meja dapur kompleks Loji Gandrung. Setelah
itu dipanggillah pawang ular. Setelah didekati ular tersebut lari ke
arah lemari. Lalu, lemari tersebut diangkut ke bagian depan Loji
Gandrung bersama ularnya di dalam.
"Banyak yang bilang, ular itu
adalah pesugihan wali kota, agar mendapat rezeki. Rupanya rezekinya
enggak datang juga. Yang jelas dapat rezeki ya pawang ular itu. Karena
kalau dijual, bisa dapat jutaan rupiah," tuturnya.
Loji Gandrung
dikenal sebagai bangunan peninggalan kolonial Belanda yang sampai saat
ini masih utuh kondisinya. Pada zaman pemerintah kolonial, selain
digunakan sebagai tempat kediaman pejabat pemerintah Belanda, gedung ini
juga sering digunakan untuk dansa-dansi bangsa Eropa dan bangsawan Jawa
sehingga disebut sebagai "Loji Gandrung".
Sumber : Kompas
No comments:
Post a Comment